Perjalanan Seorang CEO Dari Kerja Di Warnet Hingga Punya Lapak Online ~ Bisnis online berkembang dengan cepat dan dapat menjangkau pasar yang begitu luas di internet.
Banyak orang berhasil menjadi kaya raya berkat bisnis online yang mereka dirikan di internet.
Sayang ketika mereka sukses, kebanyakan orang justru melihat mereka hanya pada saat berhasil tanpa mengetahui lebih dalam perjuangan mereka dari titik awal hingga meraih sukses.
Salah satu pebisnis online yang perlu kita amati adalah pemilik situs tokopeia. Ya, siapa yang tidak kenal situs Tokopedia? Mal online ini menjadi wadah berdagang bagi 500 ribu merchant atau penjual di berbagai daerah di Indonesia.
Tentu saja pendiri perusahaan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk membuat situs Tokopedia bisa berhasil seperti saat ini.
Merintis perusahaan digital di Indonesia ujar CEO Tokopedia, Tanuwijaya bukanlah hal yang mudah.
Bahkan ia sempat memiliki keinginan terpendam untuk bekerja di perusahaan teknologi asing ternama seperti Google dan Facebook.
“Pada saat kuliah semester dua saya setidaknya harus membiayai hidup sendiri dari kerja sampingan di warnet (warung internet), karena ayah saya jatuh sakit. Disana saya habiskan 12 jam untuk main game, baca berita,” paparnya saat berbincang di Lunch at Newsroom, CNN Indonesia yang bertajuk “Merintis Bisnis Digital”.
Dari situ, ia mengaku terinspirasi oleh perusahaan rakasasa besar seperti Google dan Facebook yang memberi pengaruh besar untuk banyak orang. “Saya rasanya ingin bekerja di Google atau Facebook karena manfaat yang mereka buat sangat berarti, namun sayang saat itu belum ada kantor cabang di sini dan bahasa Inggsris saja jelek,” tambahnya.
Kemudian ia pun melakukan riset mengenai jenis bisnis e-commerce yang terdiri dari 3 macam, yakni iklan baris, bisnis ritel, dan marketplace.
Dimulai pada tahun 2007, ia terbersit untuk merintis Tokopedia sebagai marketplace yang memang bertujuan sebagai solusi bagi bisnis kecil masyarakat yang sulit mencari lapak.
Susahnya mencari investor
Ide merintis Tokopedia tentunya tidak bisa dengan mudah diserap para investor. Ia mengaku mengandalkan kenalan bosnya di tempat ia bekerja dulu, kerangka Tokopedia dianggap sulit untuk meraih sukses oleh para pemodal ventura lokal.
Setiap kali mereka pasti bilang, model bisnis seperti ini belum ada yang sukses di Indonesia. Belum lagi persaingan dengan pemain global, serta latar belakang pendidikan dan keluarga saya yang tidak ada bisnis-bisnisnya sama sekali, sambungnya.
Ia mengaktu di tahap awal, pihaknya tidak bisa memilih investor karena tentunya bisnis seperti ini membutuhkan modal awal.
Akhirnya Tokopedia pen berdiri pada tahun 2009 yang juga didirikan oleh Leontinus Alpha Edison yang saat ini menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO).
Setiap tahun sejak 2010, Tokopedia selalu mendapat investasi, mulai dari East Ventures (pada 2010), CyberAgent Ventures (2011), Beenos (2012), dan SoftBank (2013).
Kedepannya semoga saja banyak anak muda yang berani mendirikan bisnis online untuk memberi solusi dan banyak manfaat bagi masyarakat netizen.
Jangan lupa baca juga artikel: 5 Tips Aman Menggunakan Smartphone Ala Mbah Google
Sangat terinpirasi baca artikel ini. Ingin rasanya bisa seperti mereka mendirikan marketplace yang dicari banyak orang.
Zohnce@ silahkan dicoba aja gan, mulai dari hal kecil duli, jalani proses dan jangan mudah menyerah. Semoga berhasil.
Patut dicontoh pendiri Tokopedia. Ternyata mereka juga mengalami masa-masa sulit saat mendirikan bisnis online.
Rudianto@ benar sekali gan, kita bisa belajar dari mereka yang sudah lebih dulu sukses. Terimakasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini.